Dalam Alkitab, tercatat bahwa hamba Allah selalu bangun pagi-pagi. Mari kita melihat:
(1) Abraham (Kej.19:27). (2) Yakub (Kej.28:18). (3) Musa (Kel.8:20). (4) Yosua (Yos.3:1). (5) Gideon (Hak.6:38). (6) Hana (I Sam.1:19). (7) Samuel (I Samuel 15:12). (8) Daud (I Sam.17:20). (9) Ayub (Ay.1:5). (10) Maria (Luk.24:22). (11) Para Rasul (Kis.5:21).
Beberapa ayat Alkitab di atas memberitahu kita, bahwa setiap hamba Allah mempunyai kebiasaan pada pagi-pagi berurusan dengan Allah, mempunyai kebiasaan pada pagi-pagi bekerja, mempunyai kebiasaan pada pagi-pagi hari bersekutu dengan Allah. Mereka bangun pagi-pagi melakukan banyak hal yang berhubungan dengan pekerjaan Allah, yang ada sangkut pautnya dengan persembahan. Meskipun dalam Alkitab tidak ada perintah Allah agar kita bangun pagi-pagi, tetapi banyak teladan yang dapat memperlihatkan kepada kita, bahwa semua orang yang melayani Allah dengan setia, mereka pasti bangun pagi-pagi. Bahkan Tuhan Yesus sendiripun bangun pagi-pagi. Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun pergi ke padang belantara untuk berdoa (Mrk. 1:35). Ketika Dia hendak memilih dua belas rasul, Dia memanggil murid-murid-Nya pada pagi-pagi hari datang kepadaNya (Luk. 6:13), apa lagi kita?
Dari dalam Alkitab, kita telah melihat banyak teladan. Bagaimanakah dengan hamba Allah yang di luar Alkitab? Seperti Muller, John Wesley, dan hamba-hamba Allah lainnya yang terkenal, mereka semuanya bangun pagi. Baik orang yang kita kenal, atau orang yang kita baca dalam buku, orang-orang yang cukup berguna di tangan Tuhan, mereka semua memperhatikan bangun pagi. Mereka memberi sebutan bangun pagi-pagi dengan “morning watch” (jaga pagi/munajad pagi). Setiap hamba Tuhan memperhatikan munajad pagi ini. Istilah “munajad pagi” tidak ada di dalam Alkitab, jika kita memberi nama yang lain — penyegaran pagi — juga boleh. Tetapi, bagaimanapun, bangun pagi-pagi datang ke hadirat Tuhan adalah satu hal yang penting.
PENGALAMAN GEORGE MULLER PADA PAGI-PAGI MENIKMATI MAKANAN ROHANI
“Perkara pertama yang harus dilakukan oleh anak Allah setiap pagi hari ialah mendapatkan makanan bagi manusia batiniahnya. Manusia lahiriah kita tidak bisa bekerja tanpa makan, demikian pula, setiap pagi hari, manusia batiniah kita juga harus mendapatkan makanan. Setiap orang di antara kita harus mengakui, bahwa manusia batiniah kita memerlukan makanan. Lalu, apakah makanan manusia batiniah kita, bukan berdoa, melainkan firman Allah. Ini juga bukan berarti hanya membaca firman Allah, membiarkannya melewati pikiran kita seperti air yang melewati satu saluran, melainkan harus menikmati firman yang kita baca, dan juga menerapkannya ke dalam hati kita.”
“Tuhan pernah dengan sukarela mengajariku suatu kebenaran, ini bukan berasal dari orang yang memberitahukan kepadaku. Sampai kini, meskipun telah lewat empat puluh tahun lebih, aku mengakui, aku tetap tidak kehilangan faedah kebenaran itu. Pokoknya adalah demikian: Pada kali itu penampakanku lebih jelas daripada sebelumnya, setiap hari aku harus memperhatikan perkara yang paling besar yang harus dilakukan terlebih dahulu, yaitu perlu bersukacita di dalam Tuhan. Perkara pertama yang harus diperhatikan bukanlah berapa banyak aku melayani Tuhan, atau bagaimana aku memuliakan Tuhan, melainkan bagaimana di dalamku mendapatkan sukacita, bagaimana manusia batiniahku mendapatkan perawatan. Aku boleh saja memberitakan Injil kepada orang yang belum percaya, aku boleh saja membina kaum saleh, aku boleh saja membantu orang yang dalam kesulitan, aku boleh melalui banyak perkara di dunia ini menyatakan bahwa diriku adalah anak Allah; tetapi, jika aku tidak bersukacita di dalam Tuhan, manusia batiniahku tidak setiap hari mendapatkan perawatan, maka semua perkara yang kulakukan tidak berada di dalam satu roh yang tepat.”