KRISTUS

 

Pada saat penciptaan Allah tidak meletakkan diri-Nya sendiri ke dalam manusia agar manusia berbagian dengan hayat dan sifat-Nya. Empat ribu tahun kemudian, barulah Allah di dalam Allah Putera, melalui Roh masuk ke dalam daging seorang dara, dikandung sebagai manusia dengan sifat ilahi dan sifat insani, Allah yang lengkap dan manusia yang sempurna. Jadi Dia membawa Allah ke dalam manusia, dan di dalam daging manusia, Dia menempuh kehidupan manusia di bumi, yang mengekspresikan Allah dengan memperhidupkan segala atribut Allah melalui segala kebajikan insani-Nya.

Yang Kedua dari Trinitas Ilahi dijadikan Kristus oleh Allah dalam kekekalan yang lampau, Dia adalah Sang Terurap Allah. Dalam waktu, Dia datang untuk merampungkan rencana kekal yang telah ditetapkan Allah bagi ekspresi-Nya sendiri. Allah damba agar Kristus ini, perwujudan-Nya, menjadi sentralitas dan universalitas dalam rencana kekal-Nya sehingga Dia memiliki keutamaan atas segala sesuatu baik dalam penciptaan dan penebusan, melampaui segala sesuatu. Kristus yang ditetapkan-Nya itu, mengesampingkan rupa Allah dan mengambil rupa seorang hamba, dan ditemukan dalam keadaan sebagai manusia, menempuh suatu kehidupan manusia yang rendah di bumi. Pada akhir kehidupan insani-Nya, Kristus Allah ini pergi ke atas salib, merampungkan penebusan kekal Allah bagi kita orang-orang dosa, dan melepaskan hayat kekal Allah. Dia juga bangkit dari antara orang mati dan ditransformasi dari Putera Tunggal Allah menjadi Putera Sulung Allah. Dalam kebangkitan, Dia juga menjadi Roh pemberi hayat untuk masuk ke dalam kaum beriman, membuat mereka menjadi ciptaan baru Allah dan anggota-anggota-Nya, menyusun Tubuh-Nya. Dia menjadi hayat, unsur, dan Kepala Tubuh. Dengan jalan demikian Allah Tritunggal telah memperoleh suatu ekspresi korporat di alam semesta ini. Dalam kerajaan yang akan datang Dia akan menjadi Raja dan akan memerintah bersama orang kudus pemenang atas dunia yang akan datang. Akhirnya, dalam langit baru dan bumi baru, Dia akan menjadi sentralitas dan universalitas Yerusalem Baru dan akan menjadi tempat tinggal saling huni antara Allah dan manusia sebagai ekspresi penuh Allah Tritunggal dalam kekekalan.

Kematian Kristus bukanlah kematian martir, tetapi kematian penebusan bagi kita, orang dosa, yang mengandung banyak makna diantaranya: 1) untuk menyingkirkan dosa-dosa kita; 2) untuk menyalibkan daging bagi kita, sehingga mengakhiri manusia lama; 3) untuk menghancurkan Iblis yang berkuasa atas maut; 4) untuk menghakimi dunia di bawah Iblis; 5) untuk membatalkan semua ketentuan yang memisahkan kita; 6) untuk memuaskan segala tuntutan keadilbenaran, kekudusan, dan kemuliaan yang Allah letakkan atas kita, orang dosa; dan 7) untuk melepaskan hayat kekal Allah dari dalam diri-Nya bagi kita.

Kebangkitan Kristus adalah kebangkitan seluruh diri-Nya dari antara orang mati, termasuk tubuh-Nya, oleh Allah melalui Roh ilahi di dalam diri Kristus. Kebangkitan demikian membuat-Nya, Putera Tunggal Allah menjadi Putera Sulung Allah dengan sifat ilahi dan sifat insani. Kebangkitan-Nya juga mentransformasi Dia menjadi Roh pemberi hayat, realitas hayat, yang masuk ke dalam kaum beriman-Nya untuk melahirkan mereka kembali, untuk membawa keinsanian mereka ke dalam keilahian, untuk membuat mereka banyak putera Allah, banyak saudara-saudara-Nya, dan anggota-anggota-Nya yang menyusun Tubuh-Nya sebagai organisme-Nya bagi ekspresi Kristus, perwujudan Allah Tritunggal. Realitas kebangkitan ini, yaitu Roh Kudus, realitas hayat, telah menjadi kuasa menang di dalam hayat kaum beriman-Nya dan akan menjadi kuasa tak terbatas yang akan membangkitkan mereka dari antara orang mati dan yang akan menjadi mentransformasi dan menebus tubuh mereka.