Penghidupan jalan baru yang juga merupakan penghidupan orang Kristen yang normal adalah penghidupan yang segar tiap fajar, menang tiap hari. Amsal 4:18 mengatakan, “Tetapi jalan orang benar itu seperti cahaya fajar, yang kian bertambah terang sampai rembang tengah hari.” Fajar adalah saat sinar matahari baru keluar sedikit demi sedikit, matahari pagi belum terbit dari ufuk timur. Jalan yang ditempuh oleh kita sebagai orang Kristen bukanlah jalan matahari terbenam, melainkan jalan fajar, yang kian bertambah terang sampai rembang tengah hari, mulai pagi sampai tengah hari terus menanjak. Kita sebagai orang Kristen hanya menempuh penghidupan sampai tengah hari, tidak menempuh sampai sore hari.
Ratapan 3:22-24 mengatakan, “Tak berkesudahan kasih setia Tuhan, tak habis-habisnya rahmatNya, selalu baru tiap pagi; . . . Tuhan adalah bagianku, . . . aku berharap padaNya.” Yeremia adalah seorang nabi yang sering menangis, karena situasi dan keadaan sewaktu dia hidup tidak ada satupun yang bisa membuat dia gembira. Saat itu bani Israel gagal, gersang, bahkan negaranya musnah dan mereka tertawan, Yeremia sendiri juga termasuk orang-orang yang tertawan. Inilah sebabnya dia khusus menulis satu kitab Ratapan yang terdiri dari lima pasal. Namun di dalam ratapannya ternyata terdapat potongan kalimat seperti di atas, yang isinya bukan meratap, melainkan bergembira, ini merupakan nyanyian sukacita di dalam ratapan. Dia telah mengecap bahwa seluruh diri Tuhan adalah bagiannya. Potongan kalimat ini dengan jelas memberitahu kita, bahwa Tuhan adalah bagian kita, Dia telah diberikan kepada kita untuk kita nikmati dalam kasih karunia dan rahmatNya. Dia penuh dengan kasih karunia, bahkan ketika keadaan kita sangat kasihan, sehingga kasih karunia tidak bisa mencapai lagi, Dia masih memiliki belaskasihan, semua ini setiap pagi baru bagi kita. Karena itu, kita harus memegang setiap pagi, untuk bangun dan menerima belaskasihanNya yang baru.
Bertahun-tahun saya menjadi orang Kristen, makin lama makin memahami, bahwa kita benar-benar memerlukan belaskasihan Allah. Banyak kali kita menjadi usang, mundur, tidak layak menikmati kasih karunia Allah. Pada saat demikian, kita masih memiliki belaskasihan Allah. Ketika Anda baru beroleh selamat, Anda merasakan cukup baik, bergembira, tetapi setelah lewat dua bulan, mulailah menjadi usang, tidak lagi seperti fajar, melainkan seperti matahari tenggelam. Pada saat ini Anda harus tahu, bahwa masih ada lagi satu fajar yang menunggu Anda, dan di dalam fajar itu terkandung belaskasihan Allah. Setiap pagi belaskasihan Allah selalu baru, kebaruan ini menyiratkan kepada kita, orang-orang yang mengasihi Allah, yang menuntut Allah, bahwa kita seharusnya setiap pagi memiliki permulaan baru, menikmati Tuhan sebagai makanan pagi yang limpah.
Setiap benda material dalam alam ini memiliki arti yang melambangkan. Demi kesehatan tubuh kita, setiap pagi kita harus memiliki makan pagi yang baik; demikian juga untuk roh kita, juga harus memiliki makanan rohani pagi yang paling baik. Inilah sebabnya setiap pagi begitu bangun pagi kita segera berseru kepada Tuhan; Tuhanlah yang pertama kita pikirkan dari antara semua manusia, perkara, atau benda, kemudian menikmati sedikit firman Tuhan. Dalam Mazmur 119:147-148 pemazmur berkata, “Pagi-pagi buta aku bangun dan berseru; aku berharap kepada firmanMu. Aku bangun mendahului waktu jaga malam untuk merenungkan janjiMu.” Ketika seseorang merenungkan, memikirkan, sering kali menutup matanya, tetapi mengapa di sini dikatakan bangun? (Dalam bahasa aslinya berarti membuka mata). Dari pengalaman kita bisa mendapatkan terang, bahwa ketika merenungkan firman Tuhan di pagi hari, kita perlu membuka mata kita, kalau tidak kita mudah tertidur kembali. Jadi di sini juga menyatakan, bahwa kita perlu bergumul untuk bangun pagi, bangun pagi bukanlah satu perkara yang mudah. Karena pagi-pagi sekitar jam lima sampai jam enam, tempat tidur bagi seseorang adalah paling menyenangkan, seolah memiliki satu perekat yang kuat, agar orang tidak bangun. Sebaliknya waktu-waktu setelah jam sepuluh malam, tempat tidur boleh jadi tidak menyenangkan, sehingga orang-orang tidak ingin tidur lebih pagian. Tetapi barangsiapa yang tidur lambat dan bangun lambat, tubuh mereka tidak bisa sehat, kerohanian mereka juga tidak bisa kuat. Hari ini kita yang mau menempuh jalan baru, harus bangun pagi-pagi, sebelum hari terang, mendahului waktu jaga malam, tidak melakukan yang lain, melainkan berseru kepada Tuhan, menengadah, merenungkan firman Tuhan. Karena itu orang yang mau menempuh jalan baru, haruslah orang yang bangun pagi-pagi; orang yang tidak memiliki munajad pagi, sulit menempuh jalan baru ini.