LANGKAH KEDUA PENYEGARAN PAGI — DOA-BACA FIRMAN TUHAN
Setelah berseru, Daud berkata, “Aku merenungkan janjiMu.” Sewaktu kita menengadah kepada Tuhan mohon Tuhan berbicara kepada kita, lebih baik kita tidak berbicara, agar tidak mengganggu pembicaraan Tuhan. Daud berkata lagi, “Aku bangun mendahului waktu jaga malam untuk merenungkan janjiMu.” Ini memperlihatkan kepada kita, bahwa pengalaman kaum saleh Perjanjian Lama, ada doa, ada menengadah kepada firman Tuhan, juga ada merenungkan firman Tuhan. Hari ini kita kaum saleh dalam Perjanjian Baru, telah mendapatkan jalan yang paling pintas untuk mendapatkan firman Tuhan, tidak dengan merenungkan firman Tuhan, melainkan mendoa-bacakan firman Tuhan. Karena merenung mudah membuat orang menerima firman ke dalam otak, jatuh ke dalam pikiran. Tetapi mendoa-baca firman Tuhan disertai berseru, orang mudah sekali dan dengan otomatis membawa firman Tuhan sebagai doa.
Misalnya, pagi hari ini Anda membaca Kejadian 1:1: “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.” Jika Anda merenungkan ketujuh kata-kata ini, Anda bisa berpikir, apakah pada mulanya itu? Pada mulanya adalah sebermula. Lalu kapankah sebermula itu? Inilah arti merenungkan firman Tuhan. Jika kita memakai kata-kata tadi sebagai doa-baca, “Ya Tuhan, pada mulanya, Ya Tuhan, pada mulanya. Tanpa Dikau, tidak ada permulaan, ada Dikau, ada permulaan.” Anda demikian berkata-kata kepada Tuhan, dalam roh Anda segera penuh dengan perasaan: “Ya Tuhan, kiranya pertunanganku adalah Engkau yang memulai, pernikahanku juga Engkau yang memulai, rumah tanggaku yang akan datang adalah Engkau yang memulai, aku melahirkan dan merawat anak-anak juga Engkau yang memulai . . . ” Selanjutnya, ketika Anda mendoa-baca “Allah menciptakan.” Anda berkata kepada Tuhan, “Ya Allah, bukan memikirkan, bukan membuat ide, bukan mereka-reka, melainkan menciptakan, hanya Engkau yang bisa menciptakan, kami tidak bisa menciptakan, kami paling banyak hanya bisa menemukan atau membuat.”
Jika Anda benar-benar telah merasakan cita rasa doa-baca, Anda baru bisa menghargai setiap kata di dalam Alkitab. Jika saya memiliki waktu, saya bisa mendoa-bacakan Kejadian 1:1 selama satu hari. Semakin kita mendoa-bacakannya, kita semakin memiliki rasa, Ya Allah, Engkau telah menciptakan langit, kami mustahil menciptakan langit, namun hari ini kami telah menikmati langit. Betapa baiknya Engkau menciptakan bulan, bintang, matahari di langit. Engkau tidak hanya menciptakan langit, Engkau juga menciptakan bumi, semua makhluk hidup di bumi adalah ciptaanMu! Doa-baca demikian membuat firman Tuhan dan roh kita mutlak berbaur menjadi satu. Ini membuat roh kita benar-benar dilatih.
Ketika Anda pada pagi hari demikian tuntas mendoa-bacakan firman Tuhan, maka sepanjang hari firman Tuhan bisa berbicara di dalam Anda, bekerja, dan roh Anda dengan sendirinya bisa menjadi kuat. Pada malam harinya, di dalam Anda penuh dengan firman Tuhan, ketika Anda berjalan sampai di pintu balai sidang, Anda akan tak tertahan berseru: “Haleluya! Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.” Di dalam sidang, tanpa orang mendorong, Anda akan bangun dan berdiri berbicara. Penyebab kita tidak bisa berbicara bagi Tuhan di dalam sidang adalah kurangnya doa-baca dalam kehidupan kita. Jika seorang imani cukup dalam berdoa-baca, begitu ia masuk dan hadir dalam sidang gereja, pastilah memiliki banyak perkataan, karena yang harus diutarakan sangatlah banyak. Perjanjian Baru saja sudah meliputi 27 kitab, ayat dari kitab manapun boleh diambil untuk didoa-bacakan. Kalau kita setiap pagi hari berseru kepada Tuhan, mendoa-bacakan firman Tuhan, maka dalam penghidupan kita setiap hari, kita akan dengan sendirinya dipenuhi firman Tuhan.