YERUSALEM BARU

 

Wahyu ultima dalam Alkitab, Yerusalem Baru, disusun dari semua umat tebusan dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Yerusalem Baru adalah kemah Allah Tritunggal, tempat tinggal Allah dengan manusia dalam kekekalan. Yerusalem Baru juga adalah mempelai perempuan Kristus, yang adalah perwujudan Allah Tritunggal, pasangan-Nya yang terkasih dalam kekekalan. kota kudus ini juga adalah Ruang Maha Kudus Allah, dengan ukuran panjang, lebar dan tinggi yang sama.

Yerusalem Baru disusun dengan Allah dan Anak Domba sebagai tempat umat tebusan Allah melayani dan tinggal. Yerusalem Baru disusun dengan: 1) Allah Bapa, sumber Allah Tritunggal, sebagai esensnya, seperti emas murni yang transparan; 2) Allah Putra, ekspresi Allah Tritunggal, sebagai pintu masuknya dalam kematian-Nya yang menebus dan kebangkitan-Nya yang menyalurkan hayat, seperti mutiara yang indah; dan 3) Allah Roh, penerapan Allah Tritunggal, sebagai dinding-dindingnya dan fondasi-fondasinya, melalui transformasi Roh dalam kaum beriman, seperti permata berharga yang mulia. Jadi Yerusalem Baru disusun dengan Allah Tritunggal sebagai perampungan ultima Allah dengan manusia tiga bagian yang telah ditebus, dilahirkan kembali, dan ditransformasi, dimana Allah dan manusia menjadi satu sebagai ekspresi dan manifestasi-Nya yang korporat dalam kekekalan.

Dalam kota ini, Anak Domba adalah pelita, memancarkan kemuliaan Allah dan di tengah-tengah kota ini terdapat takhta administrasi Allah dan Anak Domba, yang mengalir sebuah sungai air hayat, jernih seperti kristal. Sungai ini mengalir di tengah-tengah jalan spiral, yang mengelilingi seluruh kota dan mencapai dua belas pintu gerbang pada sekeliling kota, merawat seluruh kota. Di sebelah dan menyebelah sungai itu tumbuh pohon hayat, dengan buah-buah baru setiap bulan, menyuplai seluruh kota.

Dengan demikian, kota kudus, Yerusalem Baru, adalah kulminasi kesatuan antara Allah Tritunggal dan umat manusia tiga bagian tebusan-Nya; kota kudus ini dipenuhi kemuliaan Allah Tritunggal dan mengekspresikan kepenuhan-Nya dalam kekekalan. Yerusalem Baru juga penuh dengan suplai Allah Tritunggal kepada umat tebusan dalam penebusan-Nya, sehingga mereka dapat memiliki kenikmatan penuh dan pengecapan penuh akan apa adanya, apa yang telah dilakukan dan apa yang telah dicapai oleh Allah Tritunggal.